Reservasi Kedatangan Dulu
Seperti yang sudah gue jelaskan sebelumnya mengenai cara reservasi tiket Dufan, dua hari sebelum tanggal kedatangan, gue sudah reservasi online dulu. Jadi nggak bisa langsung datang gitu ya. Karena ada kuota pengunjung per harinya.
Kalau sudah reservasi, nanti tinggal scan barcode yang dikirim melalui email atau scan kartu annual passnya di pintu masuk Dufan. Sebelum masuk memang ada antrian, kelihatannya sih kayak panjang tapi berjalan lancar karena ada pemeriksaan barang bawaan dan pengecekan suhu dulu sebelum pengunjung masuk.
Saat ingin reservasi online, gue lupa di mana meletakkan kartu annual passnya. Panik banget karena nggak hapal nomer ID-nya. Soalnya harus memasukkan nomer ID untuk reservasi. Kalau kalian punya kartu annual pass, harap disimpan baik-baik ya.
Lebih Praktis Pakai E-card Annual Pass
FYI, sekarang sudah bisa buat e-card annual pass. Jadi nggak perlu menunjukkan kartu fisik tiap mau main ke Dufan. Tentunya lebih praktis dan nggak akan panik kayak gue yang suka lupa di mana simpan kartunya.
Jadi kartunya ini bisa disimpan di email atau handphone kalian. Jika nanti main ke Dufan tinggal scan barcode yang ada di handphone kalian. Praktis banget!
Punya annual pass tuh banyak untungnya. Apalagi buat kalian yang suka bolak-balik ke Dufan. Bulan ini sama teman SD, bulan depannya lagi sama genk kuliah, lalu besok sama gebetan. Tapi bayarnya hanya sekali. Setelah itu bebas deh ke Dufan selama setahun.
Menurut gue sih cuan banget ya. Apalagi harga tiket masuk Dufan kan suka berubah-ubah. Akhir tahun lalu gue ngajak sepupu gue saja waktu itu per orangnya sampai Rp. 250k. Lalu minggu lalu gue ke sana lagi, pas lagi ada promo hanya Rp. 130k. Sementara harga annual pass hanya Rp. 299k (Promo pembelian 25 Maret - 11 Mei 2021). Terserah kalian deh tuh mau tiap hari ke Dufan juga bisa.
Nah, pembuatan E-card Annual Pass ini bisa dilakukan di rumah. Nggak perlu datang ke Dufan dulu. Jadi begitu kalian main ke Dufan, e-cardnya sudah bisa langsung dipakai.
Sederhana banget kok bikinnya. Pilihan pembayaranya juga variatif. Setelah selesai pembuatannya, nanti e-cardnya akan dikirimkan melalui email. Kalau punya annual pass, kita juga bisa dapat diskon di restaurant dan merchandise.
Kalau mau beli tiket satuannya, coba cek harga tiket Dufan di Traveloka deh, suka ada promo menarik.
Semoga informasi yang gue berikan ini berguna ya dan bisa dijadikan referensi liburan kalian selanjutnya. Selamat Berlibur!
“Wan, ke Dufan, yuk!” Gayung pun bersambut. Kenapa ke Dufan bareng jin ini lagi? Kebetulan memang kami berdua punya annual pass Dufan. Jadi nggak perlu ribet beli tiket lagi. Kenapa Dufan lagi? Ya karena bingung, mau liburan ke mana lagi di masa pandemi gini.
Selama pandemi gue juga sudah dua kali ke Dufan, jadi sudah tahu seperti apa protokol kesehatan yang diterapkan di sana dan tentunya membuat gue cukup percaya untuk kembali lagi.
Sebenarnya alasan gue ke Dufan itu hanya butuh tempat untuk bisa teriak melampiaskan stress tanpa dicap gila sama orang sekitar. Kora-kora, I love you.. Rasanya lega sekali setelah bisa meluapkan emosi dengan cara berteriak meskipun sambil naik wahana dulu.
Datang ke Dufan Sepagi Mungkin
Berhubung gue datang di akhir pekan, jadi gue memutuskan untuk datang sepagi mungkin. Gue janjian dengan Ikhwan di Stasiun Kota pukul 8 pagi. Sayangnya, gue bangun kesiangan dan baru tiba di sana pukul 9. Jadi selama sejam itu gue diteror dengan pertanyaan, “Udah di mana? Gue mules nih”
Kebayang sih si Ikhwan sudah keburu lepek duluan di pinggir jalan sambil nahan boker. :D
Begitu gue tiba di Stasiun Kota, kami langsung meluncur ke Dufan. Karena naik motor, jadi kami masuk Ancol melalui gerbang timur. Di gerbang barat ternyata juga sudah panjang antrian mobil yang hendak masuk Ancol.
Parkiran motor ada di seberang Dufan, nggak perlu jalan jauh dulu. Sebelum masuk, kami jajan dulu di warung yang ada di parkiran sambil sarapan. Kebetulan Ikhwan bawa nasi uduk. Biar nggak masuk angin juga kalau nanti kelamaan mangap teriak-teriak di halilintar.
Begitu masuk Dufan, petugas sudah menginformasikan bahwa ada 21 wahana yang beroperasi di hari itu. Saran gue, kalau ke Dufan jangan hari Senin ya karena biasanya banyak wahana yang sedang dalam maintenance. Pas gue ke sana Alhamdulillah-nya banyak wahana yang beroperasi.
Wahana yang langsung kami incar adalah kora-kora. Butuh 30 menit mengantri sampai akhirnya naik kora-kora. Pertama kali naik wahana ini pas SMP dan jadi favorit gue sejak itu. Tadinya mau naik kereta misteri dulu, tapi ternyata wahananya baru buka pukul 12 siang.
Oh iya, setiap mau naik wahana, semua pengunjung pasti disemprotkan cairan disinfektan ke tangannya ya. Namun buat tambahan catatan saja, kalian juga tetap bawa hand sanitizer sendiri untuk dipakai setelah naik wahana.
Antrian di wahana-wahana saat akhir pekan memang nggak sependek kalau datang pas hari biasa, tapi tetap saja kalau dibandingkan dengan situasi sebelum pandemi, masih lebih sepi.
Hari itu entah mengapa cuaca panasnya bukan main. Jadi kami mempersingkat waktu dan pulang pada pukul 4 sore.
“Lho, kok cepat banget? Nggak rugi?”
Menurut gue nggak rugi sama sekali. Kan gue punya annual pass, masih bisa kembali lagi kapanpun gue mau. By the way, di depan Dufan ada taman kecil yang cantik loh. Gue mampir sebentar di sini untuk foto-foto.