Sampah Organik Anorganik Dan B3

Sampah Organik Anorganik Dan B3

Jenis Sampah Rumah Tangga

Nah, untuk memudahkan pemahaman kamu, kita bahas secara lebih detail tentang jenis-jenis sampah rumah tangga secara umum, yaitu:

Sampah organik adalah aneka sampah yang bisa diuraikan secara alami oleh lingkungan karena berasal dari sisa-sisa makhluk hidup. Contohnya dedaunan, sisa sayur dan buah, bangkai hewan, kotoran hewan, sisa daging, nasi dan seterusnya. Jenis sampah ini masih bisa diuraikan secara alami oleh hewan pengurai.

Berlawanan dari sampah organik, jenis anorganik ini meliputi sampah-sampah yang sulit diuraikan secara alami hingga membutuhkan waktu ratusan tahun hingga tidak bisa sama sekali terurai. Pernahkah kamu menggali tanah lalu tidak sengaja menemukan plastik kemasan ataupun kaleng yang terpendam?

Nah, itulah yang terjadi pada sampah anorganik. Sekalipun ditimbun tanah, dia sulit diuraikan. Contoh lainnya adalah sampah plastik, botol plastik bekas sabun, sampo, odol, sikat gigi plastik, botol kaca, styrofoam, karet/ban dan lainnya.

Nah, selain sampah organik dan anorganik, ada jenis lainnya yaitu sampah B3. Pernahkah kamu menggunakan obat semprot serangga? Ketika sudah habis, kaleng semprotnya akan menjadi sampah jenis B3. Yaitu sampah-sampah dari bahan kimia berbahaya dan beracun.

Jadi, kemasan-kemasan yang mengandung senyawa kimia berbahaya ini tidak boleh dibuang sembarangan. Harus dipisahkan dan diamankan karena potensi bahayanya cukup tinggi. Apalagi sampah B3 yang sering kamu jumpai? Pembalut sekali pakai, popok sekali pakai, elektronik meliputi kabel bekas, telepon genggam, serta benda tajam seperti silet, alat pencukur, dan sebagainya.

Inilah bagian yang paling penting, tentang bagaimana cara memilah sampah rumah tangga. Langkah-langkahnya yaitu:

Jadi, tunggu kapan lagi untuk mulai memilah sampah rumah tangga? Karena tumpukan sampah yang semakin menggunung tidak akan hilang dengan sendirinya, tanpa peran aktif kita. Yuk, mulai pilah sampah di rumah!

Sampah adalah bahan buangan yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia maupun alam, yang tidak lagi digunakan dan harus dibuang. Secara umum, sampah dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Memahami perbedaan antara keduanya sangat penting untuk pengelolaan sampah yang efektif, karena kedua jenis sampah ini memiliki karakteristik dan cara penanganan yang berbeda.

Sampah organik adalah jenis sampah yang berasal dari bahan-bahan hayati atau alami, seperti sisa-sisa makhluk hidup, tumbuhan, dan hewan. Sampah ini bersifat biodegradable, yang berarti dapat terurai secara alami oleh mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur, sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dalam jangka panjang. Contoh umum dari sampah organik termasuk sisa makanan, daun-daun kering, dan sisa sayuran.

Kebanyakan sampah organik berasal dari rumah tangga dan sektor pertanian, dan sampah ini memiliki potensi untuk dimanfaatkan kembali menjadi produk yang berguna seperti kompos atau pakan ternak. Meskipun sampah organik mudah terurai, jika tidak dikelola dengan baik, sampah ini dapat menimbulkan bau tak sedap dan menarik hama.

Sampah anorganik, sebaliknya, adalah sampah yang berasal dari bahan-bahan nonhayati, baik itu produk sintetis atau hasil dari proses teknologi. Sampah ini biasanya lebih sulit terurai oleh mikroorganisme, dan bahkan jika bisa, memerlukan waktu yang sangat lama, hingga ratusan atau bahkan ribuan tahun. Contoh dari sampah anorganik meliputi plastik, logam, kaca, dan produk elektronik yang tidak lagi digunakan.

Sampah anorganik merupakan masalah lingkungan yang besar, karena banyak dari bahan ini tidak dapat terurai dengan cepat, dan bisa menyebabkan pencemaran tanah dan air jika tidak dikelola dengan benar. Oleh karena itu, pendekatan 3R (Reuse, Reduce, Recycle) sangat penting dalam pengelolaan sampah anorganik.

Pemanfaatan Sampah Anorganik

Pemanfaatan sampah, baik organik maupun anorganik, merupakan salah satu pilar utama dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan dan mewujudkan keberlanjutan yang berkelanjutan. Di tengah pertumbuhan populasi dan perkembangan industri yang pesat, volume sampah yang dihasilkan terus meningkat, sehingga menimbulkan tantangan besar bagi pengelolaan sampah di banyak daerah. Namun, dengan pendekatan yang tepat, sampah tidak lagi harus dipandang sebagai masalah yang membebani, melainkan sebagai sumber daya yang berharga dan bisa dimanfaatkan kembali.

Sampah organik yang berasal dari bahan-bahan hayati memiliki potensi besar untuk dikonversi menjadi berbagai produk yang bermanfaat. Misalnya, melalui proses dekomposisi alami, sampah organik dapat diubah menjadi pupuk kompos yang meningkatkan kesuburan tanah, mendukung pertanian berkelanjutan, dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia sintetis. Selain itu, dengan teknologi seperti digester biogas, sampah organik dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi terbarukan, seperti biogas dan listrik, yang tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca tetapi juga mengurangi konsumsi bahan bakar fosil.

Sampah anorganik, meskipun lebih sulit terurai secara alami, juga memiliki potensi yang besar untuk didaur ulang dan digunakan kembali. Konsep 3R (Reuse, Reduce, Recycle) menjadi kunci dalam pengelolaan sampah anorganik. Dengan menerapkan reuse, banyak barang yang masih memiliki nilai guna dapat digunakan kembali, mengurangi kebutuhan akan produksi barang baru. Pengurangan (reduce) dapat dimulai dengan kesadaran konsumen untuk memilih produk yang lebih ramah lingkungan dan memiliki masa pakai yang lebih lama. Sedangkan daur ulang (recycle) memungkinkan sampah anorganik diolah menjadi produk baru, menghemat sumber daya alam, dan menciptakan peluang ekonomi yang baru.

Pemanfaatan sampah tidak hanya memberikan manfaat ekologis, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang signifikan. Industri daur ulang, misalnya, telah menjadi sektor ekonomi yang berkembang pesat, menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan produk-produk bernilai tinggi dari material yang sebelumnya dianggap tidak berguna. Di sisi lain, penggunaan teknologi hijau dalam pengelolaan sampah, seperti pengolahan biogas atau daur ulang plastik menjadi bahan bangunan, menunjukkan bagaimana inovasi dapat memecahkan masalah lingkungan sekaligus menghasilkan nilai ekonomi.

Lebih dari sekadar pengelolaan sampah, pemanfaatan sampah juga merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk membangun ekonomi sirkular, di mana sumber daya digunakan secara berkelanjutan dan siklus hidup produk diperpanjang sebanyak mungkin. Ekonomi sirkular ini bertujuan untuk mengurangi limbah dan emisi dengan menjaga produk, material, dan sumber daya tetap berada dalam ekonomi selama mungkin.

Namun, untuk mewujudkan pemanfaatan sampah yang optimal, dibutuhkan kerjasama dan partisipasi dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, sektor swasta, hingga masyarakat umum. Pemerintah perlu menciptakan kebijakan dan regulasi yang mendukung pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, sementara sektor swasta diharapkan dapat mengembangkan inovasi teknologi dan bisnis yang memanfaatkan sampah sebagai bahan baku. Masyarakat, sebagai produsen utama sampah, juga harus berperan aktif dalam pengelolaan sampah melalui praktik 3R dan kesadaran lingkungan yang lebih tinggi.

Secara keseluruhan, pemanfaatan sampah organik dan anorganik bukan hanya sebuah solusi praktis untuk mengatasi masalah limbah, tetapi juga merupakan langkah strategis untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Dengan menjadikan sampah sebagai sumber daya, kita tidak hanya mengurangi beban lingkungan tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau, bersih, dan sejahtera untuk generasi mendatang.

Sumber:https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7029990/perbedaan-sampah-organik-dan-anorganik-jenis-contoh-dan-pemanfaatannya

Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik

Mengetahui perbedaan sampah organik dan anorganik perlu dilakukan, karena berpengaruh dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup. Berikut beberapa perbedaan sampah organik dan anorganik yang penting untuk diketahui:

Sampah organik dihasilkan oleh organisme hidup, sedangkan sampah anorganik merupakan produk dari organisme tidak hidup dan hasil dari campur tangan manusia.

Sampah organik mengandung karbon dan ikatan hidrogen. Sampah organik juga terdiri dari organisme hidup atau pernah hidup dan memiliki komposisi yang lebih kompleks dari sampah anorganik. Sedangkan, sampah anorganik tidak mengandung karbon sama sekali dan terdiri dari materi yang tidak hidup, serta memiliki karakteristik seperti bahan mineral.

Sampah organik bisa terdampak dan terbakar secara alami saat terkena panas. Sedangkan, sampah anorganik tidak bisa terbakar secara alami.

Penelitian menemukan bahwa sampah atau limbah organik memiliki laju reaksi yang lebih lambat dan tidak bisa membentuk garam. Sebaliknya, sampah anorganik memiliki laju reaksi lebih cepat dan mudah membentuk garam.

Jenis dan Contoh Sampah Organik

Pengertian Sampah Rumah Tangga

Di dalam KBBI, sampah dimaknai sebagai segala sesuatu yang sudah habis nilai gunanya. Sedangkan rumah tangga adalah kegiatan yang berhubungan dengan urusan di dalam rumah. Jadi, sampah rumah tangga adalah segala sesuatu yang sudah habis nilai gunanya setelah dimanfaatkan oleh kegiatan sehari-hari di dalam rumah.

Sedangkan menurut Undang-undang No.18 tahun 2008, sampah rumah tangga bisa berarti sampah yang berasal dari kegiatan sehari- hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.

Pemanfaatan Sampah Organik dan Anorganik

Meskipun dianggap sebagai benda buangan, sampah organik dan anorganik sebenarnya memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan kembali, baik untuk kebutuhan rumah tangga, industri, maupun sebagai sumber energi terbarukan. Pemanfaatan ini tidak hanya membantu mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir, tetapi juga bisa memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang signifikan.

Sampah rumah tangga, bukankah hal itu sudah sangat familiar dengan kehidupan kita? Pernahkah kamu bertanya tentang apa sebenarnya pengertian sampah rumah tangga? Apakah sampah anorganik termasuk? Lalu apa bedanya dengan sampah-sampah yang lain? Untuk menjawab kebingungan itu, simak lebih lengkapnya dalam ulasan di bawah ini! Termasuk tentang beragam jenisnya.

Cara Mengelola Sampah Organik dan Anorganik

Cara mengelola sampah organik relatif mudah, karena bisa terurai secara hayati. Selain dibuang melalui tempat pembuangan akhir (TPA) atau didaur ulang, sampah organik juga bisa dibakar. Namun, cara tersebut tidak dianjurkan, karena bisa menghasilkan asap beracun. Cara terbaik untuk mengelola sampah organik adalah dengan mendaur ulang, seperti:

Selain itu, berikut beberapa cara mengelola sampah organik dan anorganik yang ramah lingkungan lainnya:

Pengolahan sampah organik dan anorganik yang tepat akan mengurangi pencemaran lingkungan, sehingga lingkungan menjadi lebih bersih, sehat, dan bebas dari berbagai penyakit terkait sampah. Selain itu, sampah organik dan anorganik juga bisa bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika dikelola dengan benar.

Sampah Anorganik, Organik, dan B3? Yuk Pilah Sampah Rumah Tangga!

%PDF-1.7 %µµµµ 1 0 obj <>/Metadata 905 0 R/ViewerPreferences 906 0 R>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/XObject<>/Font<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 960 540] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœµ–KoÚ@Çï–üöhGeÙ™}Ø–¢H&PJ›¨rˆz P$-�ïßYÁ[‚ˆƒWëeþ¿™�O5^¬ÆÃþëŠÕîoÙ?×Lp! Š€EF0­[\çéŠÍ\§Úìj6Zº°Ñûaa@H}pzxå:?]‡5È*«vØõuõþ¶Ugâæ†Õêe”ìŽýÙ݃£¯SÂhMû£�aõ9Û«tÿögïBP½ëÏFÌÌ*ÍšŸRM€AI¡Éì±l­GÖ¿ír�šõ†ÖUK ¢€‡š©Pðˆõ¦Ö–!0¤—‹Qš( Í~û±é:Ï^§Ñn6îî|åÅq›ùíuãûŽ^ü�ù¿Yï»ë4z逸‚ŸàŠAÚc éUx—¬�͸Ýú‘°×­š|iowOz°¿rYúʉŽZî’�‡…Ù¥Ž¤P)P…RaqEëé&íŒ"÷'»¤ÅŸ|I½—¬¤y­ÜÖœ]NL2ÿȼ;ź³À²N-t@‹wã¸[~ k¶°‚kíodU ‰y# 2( »FZ›»ˆŸÊÍàÌÜTâ(7Q„œ¸€´!Hr3é5À6Å´ðµ7r*¦¥^O‚´\9xõ…/F‹>-xæ¡uç_zËñ¤ÿ6.Æqy>­%W˜Ç×X®Êp�ÛØOp)9ær=�ßæoó‚&¸%APÔ7 5 �ÅåòLo¤8¬jèJ³ÐpèãÚé´üŠ,S7 .ÌE™Iš®_“õ¤“¾,“¤LÀ\¦xòÒ)e.¥ ¤áâ$³_`½×gïK™+<·5gÉdÄe^´ºý—ÕºÓ¹ý8äÑð Ê~Ø0‰È2á:·gÑ…+7^ñh½ô+è­èQ<ÿ�ÛŠ3h&Ô\ç4‰}ÔP 4=„,Kj’É�¼$³‘$«Pb’õ&5؃8œìS’˜•Ñ0ùñ\IÃ#n$¡d–ThÕSš˜Öüz­m endstream endobj 5 0 obj <> endobj 6 0 obj <> stream ÿØÿà JFIF ÿÛ C $.' ",#(7),01444'9=82<.342ÿÛ C 2!!22222222222222222222222222222222222222222222222222ÿÀ 8€" ÿÄ ÿÄ µ } !1AQa"q2�‘¡#B±ÁRÑð$3br‚ %&'()*456789:CDEFGHIJSTUVWXYZcdefghijstuvwxyzƒ„…†‡ˆ‰Š’“”•–—˜™š¢£¤¥¦§¨©ª²³´µ¶·¸¹ºÂÃÄÅÆÇÈÉÊÒÓÔÕÖ×ØÙÚáâãäåæçèéêñòóôõö÷øùúÿÄ ÿÄ µ w !1AQaq"2�B‘¡±Á #3RðbrÑ $4á%ñ&'()*56789:CDEFGHIJSTUVWXYZcdefghijstuvwxyz‚ƒ„…†‡ˆ‰Š’“”•–—˜™š¢£¤¥¦§¨©ª²³´µ¶·¸¹ºÂÃÄÅÆÇÈÉÊÒÓÔÕÖ×ØÙÚâãäåæçèéêòóôõö÷øùúÿÚ ? ÷ú(¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€–Š( ¢“šZ (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š )3KE QE ”Ph”´QLAE´J1EJ\QE £´”(¥¢�XJ( S ¢Š(QE-BRÑE!…%-&( (¢˜‚–�QŠC 8¢Š` ( ¢’–�Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( ŠNih ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š(9¥¢Š (¢Š (¢Š (¢’€hâ–Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š ))h ¥¢Š J)h V (¢�…Q@Q@ E-JZ( aE% ´QE ˜¥¤ L(¢Šb (¢€ (¢€ (¢€ ZJ)Z))hQE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QIK@Q@Q@Q@Rs@IKE %-%- (¢�…Q@Q@Q@Q@ KE QE% -Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@%- QE RRÒP&QE QE1bŠ (¢–�‰KIE ZJ(-Q@Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Í-'z)ŠáÅ-%Rh¤Í- (¢€ (¢€f–“Ä-'4RÒ ¢Š(QE QE QE QE QIÅ- QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE %QLAKIš) ´RRÐ0¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢“š(h¢“š )i)hŠ(Å0 (¢�Q@Q@Q@QHbÑE(¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š AGQLAŠ(¢�¢Š 8¢Š9¤0£RÐbŠ(—´Q@ÄïKE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE RsKE R Z (¢Š )9¥¢€ (¢€ŠZLP £´P0¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢ŠNhh¤¥ ’–�ÐES$(¢Š JZJZ (¢’€Š( ¤¢–�Š( aEPEPEPEPEPEPEPEPEPE'JZ (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š JJ)i’RQ@E” ´QšJ \Ñš( aEP ¢Š)ZNh¥ aEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPE†€ŠJZ (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š ))i1@h¢Šd…Q@Q@RPKIK@Q@ŠZC (¢�…Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@%¢�\)i( RÒRÐ0¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š(´QE2—šJZ%/”P ¥qI@Å¢Š;ÐEPF(¢�‹ERQE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE ”´Q@Q@Q@Q@%- QE QE QE QE QE QE QE œÑÍ-% QK@‚Š)3@Å¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¤Í-%aESQE ”QKš J(¥ Š( –Š)QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE ”´” …v¢˜‚Š( aERh¤¥ aEPE%- QE QE QE 6Š1E2Š)y bQE(¢Œ ZJZJ-¤¢€QEŠ)9¤1h¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š JZN(ÅŠ( aEPIÍ´ QIE -Q@ A¢Šb Z)) ´QI@Å¢Š( ¢’–�™¥ aEPEPEPEPQE(¢Šb )( Š( AE´(RÐ4QE!…Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@%b )( BÑIK@h¢Š (¢Š (ÍR´RRÐ0¢Š( ¢’ŒÐ+†hÍPÍ(4Qšd…Q@Q@Q@Q@-P0¢Š(h¤´Š (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ )9¥ Š( ’–�Ð&-'4Q@\Z))hQIK@Q@Q@Q@Q@Q@Q@RPE- QIE -%-'ã@˜QE QÍPÑIEp¢Š)ˆ Q@Qš´”R…RÐQE€ (â–€°”´”´JZJZ%w¥¦QKI@%-J(¥ ¥¢Š JZ( –Š)QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE ”´” �¤¥¤¦&QE Z( aEPEPEPEPEPš;RQ@\)i( Š( AEPEPEPEPKŠJZP)hQE†QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE RQ@EPE™ ¢’Šqh¤¥ aIKE %¥¤ AESbŠ( Š(¤0¥¤¢€¸´QE (¢€ )9¥ Š( æ–“š1@‚Š(Í1j -%!‡qEÃQF)ˆ(âŠ( ¢Š( QE QšJ Z(£4)i( Š( RÒRÒ%´P4fŠ1@-P0¤¥¢€–’ŒÐ ¥¤¥ ”QÅÀ(£PF(£ŠAah¢ŠQE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE ”´” ‰ES$(¢Š (¢Š )i( bÑE Qš( Š)(i(¢€ (¢�h¢Š (¢Š (¥£ÂQKŠ1@XJ)qE %RÐEPKEŠ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¤4 ´™¢ŽÔ)i)h%´” )i)€RÒ ZC (¤Í -%P ¢Š)ˆ(¢ŠC’Š3@E%Ť¢Š`QE (´‡a)i( ¢’–€ J3Epæ–’Šáš(¥ ¢ŒQLŠ( AEPEPš:ÑE 3IK@‚Š( Š( ¥¢Š (¤¥ Š( ¤¢ŠQF(RÒbŠCŠLÒÐ19¥¢�ÐÑH)h ¢Š( ¢Š(("–Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š (¢Š ) -%aESRQE ´”PEP ¢Š( ¥¤¢�‹E% ¤ÒQE (£µ QE -’—µ (¥¤1(â–ŠÁIŠZ(”´Q@‚Š( aEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPE% áESQKE"„¢ŒÑLAE–€ŠZJ@´”q@ ¥¤¢€ 1EÀ(¢ŠQE QE QE QE QE fŠ( ÅQ@Š;Q@ƒ4RRÐÅP(´”´”�…QLAEPEPEPQEQIE^h¤¢€ŠJZ 1EPEq@Š( AKIKHhCKE(¢Š (¢Š Nih¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¤ ’–Šd‰E-% RÒPEP ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š((¢ŠbFh¢‘BÑEŠ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ (¢€ŠZC@‚–“4S ¢Š(QKIHbÑIšZ%RÐ!( Ñ@IE (¢˜‚Š( Š( ŠJZ (¢’€Š(  QE-B8 ÑH4QE1bŠ (¥¤¤0¥¤¢€AESQE QE RRÑŠ J)h Š( ’–Š (¢Š (£4f�ŠZNi€´QE!…Q@'4´PsKE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QÞŠ( QLAE%- (¢€Š( AEPEPEPE™ ¢“4PEœÓfŠ ¢€E´‹–’–�Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( ’–Š%QLA@¢Š )i(¤;…QLC$•bMîp¹ó8§Õ{Ȍ֒"}üe~£‘ú⤉ı$‹Ñ”0Ͻ IEPE% QE(¢–�…%- QIE -¤¥ï@-%ZJ( Š(¤š)i( ¢Š)€´”´RQE Rf–’�1i(¥ ¢ŠZÂQE QE¦EP ¢–�R‚�KE`¢Š(QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE ”QG4ÉŠZJ (¢ŠQE QE R3@EP ¤ÅÐM (¢˜„ š>”” dýh¢—Š ~h£š3H QGJCŠ( aEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEPEfëºÝ�‡tyõMFB–Ð��«–$œ rIVW„¼keã¾û�Ü hÈ¬× £vìž0O§ê)Ù�ÓÑEé QE QHH'µ ‚2s@EPEPEPEPIÅ- QE'4 QEE<¢$•†B)$zÓ$t�™#lb8lgŸc};ÞMcuïáPÆTR©"Ÿº@?ˆ#œm÷5¥áš9Ä_gšõ¨Í�=Ãwyö#ŒÊ»žÙâi-õ½”Ä‘k%Ä�F?…³Œ«r}¾SÚ��‡¢ø£K×fšÞÖ渇ãYU³êWy}ër€jÁEP ªÖGʇïFJÀÕš¯Éy2Ëù΀,QF( š¬­�¬JusšÖ�=•×öî�7‘ô«T^EÜcþzªßðÁàÑÑUlo­õ/-%[Ì�ãqÜšµ@‚Šó„Õ.âø‘ ­èòä¹–ÝážR7¦„«öãw5èôÁEP!(¥¢€ J)h ¥¤¥¤4”´P1(¥¢�XJ)i1@X(¥¤ ¢Š(”qKE°RRÒP(¥¤¦ (4QHµQLAEPFhÅ-ŠZ(¤0¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š( ¢Š(9¥¢Š (¤ëK@Q@Q@%-% QE2B’–Š J(¢�Q@Q@RP ¢�ÐM0EŒÐQKÖ’˜ƒŠZ:Z)SUÔbÒ´÷º”Œ*)lncÐf¼óWø—©è—ÀÜØXÉ'©+ Czïû¸ü?ê<{n—¾ÅöÊóÆÑû•`Oè yOˆü-> ë=­Â›� e•°ãíSsX£Ô¼1ãý#Ä14÷öîÛÎiÔ>îÛs�Àö W[_+_YÝÇ,Vš�“3ƒµdeÀeÿ {‘ýkÑü-ñ%tkì535Ì1.Ô‘œ<¼vÏñ{gÔÓÑìW-ö=ŽŠÈÑ|E¤ëöMw§^$¨Ÿë¾VŒú0<Š·©§ÜÎ ·¾¶–R»ÂG*³c×µ+©rŠ( Š( Š( Š( Š( Š( Š( ŠÉÔlæÚóÅ!q÷ž7ÜØ  ÿ �sRx¿I±ž8îonmò¥¶ Ì£»ÒnÃJçwPAumr\[ÜE)�¶¿–ᶟCŽ•àÞ*ñ¤¾:k{(-ïl-`-#FógÏè¸^ÃÓžµ—§ß]èBâÊö[9yecq×ý¥ÆñÍO´�ìh¨É«ŸJQ^i |S…Ñ ×"1·í‘'îÏûËÕþÔZøÇC¾ò¤ƒW´he'Ê)&ã&:ñØž*ÈqiØèè®^ûÆúuªÍ夯åpÒ:ì@}2y'è bÛüO�\Ew¤]É!èlWÌzàí¤šVzÈ[üDÐç±¹½+vØóV[GVQë�OzÖ_écD׊²*,Ž„Q[î–ÇÝßî.WØÙ¢ªÚêw¹û-Ô3mûÂ9õô«T(¢Š (¢šî¨¹v =I QX³ø³ÃÖ·±ÙO­XÇs+mHŒË¸š’}vÚ)¶*™R?OZWC³5¨ªvÚ•¥×ÊŠÃiýjå1Q@SG,ÇÓŠ uQ@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@Q@óEmÏ<‹H3±À¼ßÄßîb+‡`‚L’âäüuâqô¤Ú[�E½�M¢¼OIø³­ØË·W‚ B6l–‡¼cØrúàûנ蟼;®2Eᶸ~µò˜ý àŸ¡4ÆàÑÕÑEQE QE QE QE QE QE QE QE QE QE QE RÆ¢žâdß<‹yÎ JH' ¨§¸ŠÚÞIçuŽ(Ô»»œ©5–þ"ÓVI®á1ÆHù3duÈþ^µÅø¾ÃRñ~–°Á¨,‘\°U°I*€Yó–•�ÇËò¨äœàd‘ñ¿ñC_‹LÐœ}‚ó"ŠDeéÃ\KÙ@ÏʧýN«xcIÓ|#£G¦[;ybVi.&|É2Äôç·l :Ö&•¥éH’,77ó .§3¤bw< m߈ç©=M`kž)¹¹¿XïÃ[ÂÒ„6n<â~PÙt\n�# õÉÈÍ>–ò5uï^èþ/k­>î;í2Xd„ʾP‘ ªãî¾$õí�ÛOˆ¾–ݤ»º6.ƒ2$ë÷=·.Aü+Ë|Cw&±aj~Ë 6 ²Û@˜�£f8`:ƒœç<ôïRi©�Oa|‘(-D–û–6f©oÝ×'8jnŠI[SÝâ•f@èC# U�ÎAïR"¼Nûâ7™mnÐ&£ib¢HòÎÎürÐ1=&¶#ø‰,¶ÉqŸq"Êò«…IT•�Ž8zô¦Ú+75�¾“ªMŽ†¥¢ ó°9�é€rê ûÕ”ñ/Ì“iÛçA–ÑÇ̹?Âxÿ ¥p:¶¯k«Â±%ªÃ‚f[`Û�K‘œƒÔûöªÑ_œÄ!óIT7!ROÝ`W‚�K—b¹tÔöû[¸o-ã¸�÷G ÊŸZ±^/¤xºóKy^¯=§!Ý.Tº°Ü0wð:që]O‡¼u3N-uÙ,þt2Csm�Œ3ÐŽy¦¤˜¹ßÑQE<3IJÅ"º02œƒš–™EPEPEPEPVf§yWZ}›î-u6¨É!FïË8ÍjV Æ·^2šv ‹UE'³9$þ€P«â),ä¼UšçÊŠÚ–ñÑùXø îØÀúñYú¥µ…´öZ¦¥i�s*B²]Ä&Hƒgaf'†'ì7`tÉ©nÑÜA6¿)ÅŒ-6¢ê8û@PV=Çû£@èqŸJšò^-OŠöâ`ÙgŠ[ddرž0‡Ìw�Í4R¿B/XXY^Û^jjÁ†êÓÅ&¦ÖÚGQí‘“Wàñúuª_šÿ Feùäᦶ>�Ž\{�÷®;X‡VDmÚþÞúXT ¹ˆ‡�ȉúyl¸8é•ÅfÙj† @ÉdŸcy—ç¶%ó»ø† É‘Ç\tÍg9ØÚRG°'ˆt™,£½[è~Ç'七ýÒ„ûV !€ ä�Gzñ;—³½—Q·XÍÛNe6¢6u¹b1‡¹,^£�]ç„n ÅÝÅÄ×-,d¤v’%Éh ˜Õ¶*öažüþUQwW2”z­Vøý‡ýÇÏþ;S«+‚8â«Ý© �á¡;þ£¸üFJh̵EÌ©,hÙOºqÁ>ŸÎ�’QKE±Îiký�â½$Z]†½´•‰ýòøÿ >•ÑVN¹§ÍwmÅ™Qg žØ±À-‚ 1þëAúçµXÒõ(uK¹‰Y’²Dã Žv ñL6•„ßôµ@6Ç{q»=IÃW«×•ØÄfø£c ¸»o¯ß¯T§Ðr JZJD…Q@…¢Š(RÒQÅ!¡h¤â–�…Q@Q@Q@”Íêz~‚€E52 ŒúŽiÔ RR×!ã—ÔZ 6ÖÆY­¡’èKyyíû<üìÄúïšÇ_Ey’üBÖ,õU†þÒÎKI§"Ýí•™¤ˆOS† Ž1Ž¼×¡Y_Zê6‰ug:Môd?çšÕ·-QF(éA6ÑšZ(3E- ”´Q@Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( Š( ŠŽY¢·…¥šDŽ5gvÀëPiú�ž«h.¬.b¹€³(’6Ü ~`к(¢€ (¢€ (¢€ )®Á±4ך8ʬŽŠ[î‚Ýq@Q^©üL¶¶Ô'¶´·.-¤1ÈòŒ ì¤>§ò®ŸÃ~ ·ñ6�§k Ä0ÈÌ L›IÚp

Sampah organik dan anorganik merupakan dua jenis sampah yang berasal dari sumber berbeda, sehingga cara pengolahannya juga berbeda. Apa saja contoh sampah organik dan anorganik yang perlu diketahui?

Sampah organik merupakan jenis sampah yang mudah terurai, sedangkan sampah anorganik sangat sulit terurai, bahkan membutuhkan waktu hingga 500 tahun untuk terurai sepenuhnya. Berikut perbedaan dan contoh sampah organik dan anorganik.

Jenis dan Contoh Sampah Organik dan Anorganik

Sampah organik dan anorganik dapat diklasifikasikan lebih lanjut berdasarkan karakteristik fisiknya. Setiap jenis memiliki karakteristik yang berbeda yang menentukan cara penanganan dan pemanfaatannya.